Bimbingan TIK yang tidak masuk dalam truktur kurikulum mengakibatkan pelaksanaan bimbingan TIK dominan berlangsung diakhir pembelajaran. Bimbingan TIK yang dilakukan seperti itu, mengakibatkan beberapa siswa yang telah selesai melaksanakan pertemuan klasikal bimbingan TIK berlalu begitu saja (cuek) menganggap materi yang disampaikan tidak begitu penting. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran siswa untuk tanggap TIK masih rendah dan merasakan tidak ada kesulitan dalam bimbingan TIK.  Apalagi bagi siswa yang merasa tatap muka pelaksanaan dari bimbingan TIK yang terbatas tersebut (5 kali pertemuan) menjadikan sebagian siswa kurang puas dan merasa kurang waktu. Siswa merasa segan, ada juga yang malu untuk mendatangi guru diluar tatap muka klasikal atau mungkin ada yang coba menghubungi guru akan tetapi sulit untuk menemukan waktu yang pas sehingga menjadikan beberapa siswa menurun minatnya untuk melakukan bimbingan.

Bimbingan TIK diluar struktur kurikulum menjadikan guru sebagai seorang  fasilitator dan bukan sekedar presentator  sehingga diperlukan strategi pembelajaran yang memungkin siswa mengulang-ulang materi bimbingan TIK diluar kelas. Strategi pembelajaran yang memungkin untuk permasalahan diatas adalah flipped classroom.

Strategi pembelajran flipped classroom dapat digambarkan dengan contoh video dari website, youtube, atau file presentasi diberikan kepada siswa sebagai tugas rumah dan mengandung materi baru yang harus siswa pelajari. Siswa dapat mengulang kembali materi tersebut sesuai kehendak mereka. Mereka bahkan dapat melihatnya bersama orang tua mereka. Saat siswa kembali ke sekolah, pondasi dari konsep tersebut sudah diterima siswa, sehingga guru memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan siswa, menanyakan pertanyaan kepada siswa yang bersifat pertanyaan tingkat tinggi (higher order thinking questions), atau memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari (real-world examples).

Refleksi perlu dilakukan oleh guru untuk mengakomodasi ketidakpuasan dan kesulitan konsep materi yang siswa rasakan  saat mengamati video dari website, youtube, atau file presentasi diberikan oleh guru. Walaupun demikian, guru juga tidak dapat mengontrol kompetensi yang telah dicapai siswa dari file presentasi dan video yang telah dibagikan, sehingga umpan balik dari siswa yang diharapkan guru tidak muncul yang dikarenakan kendala-kendala waktu bimbingan klasikal.

Umpan balik siswa tersebut dapat dilihat dengan menggunakan sebuah situs fenomenal – edmodo (www.edmodo.com) sebagai media pembelajaran. Sebuah situs pembelajaran berbasis media sosial (social learning platform) untuk guru, siswa, dan orang tua. Situs ini disebut juga sebagai facebook bagi sekolah. Akan tetapi dalam edmodo, semuanya dikelola secara personal. Guru dapat melakukan apa saja, mulai dari memberikan tugas, membuat survey untuk melihat tanggapan siswa, menautkan klip video, membuat kelompok-kelompok belajar, membuat kuis bagi siswa, dan juga membuat kalender yang menginformasikan kegiatan-kegiatan kelas, tugas, maupun batas akhir pengumpulan tugas tersebut. Guru dapat memberikan catatan (annotate) secara langsung di edmodo ke dalam hasil tugas. Orang tua dapat melihatnya sehingga mereka dapat mengetahui tugas-tugas dan nilai putra-putri mereka. Guru juga dapat berkomunikasi dengan orang tua siswa melalui edmodo.

Strategi pembelajaran flipped classroom dengan dukungan media pembelajaran edmodo diharapkan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang dialami guru mengenai minat siswa untuk melakukan bimbingan TIK. Dengan strategi dan media pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat siswa melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan eksperimen ilmiah (penerapan saintifik), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru secara mandiri sehingga siswa mampu melaksanakan bimbingan TIK sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

PEMBAHASAN

 Deskripsi dan Pembahasan Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan penelitian, telah dilaksanakan observasi pendahuluan di kelas X Usaha Perjalan Wisata 2 SMK Negeri 4 Yogyakarta. Observasi dilaksanakan pada hari jumat tanggal 16 Oktober 2015 dengan rincian tahap :

Tabel 1. Uraian Kegiatan Persiapan Sebelum Penelitian

Pelaksanaan observasi pendahuluan ini, ditemukan adanya masalah yaitu minat bimbingan TIK yang belum optimal. Belum optimalnya minat bimbingan TIK dapat diartikan partisipasi minat siswa kurang dan terlihat pada :

1. Hasil observasi minat siswa yang dilakukan observer dengan rata-rata prosentase minat siswa sebesar 49%. Prosentase tersebut dikategorikan “kurang” pada skala kriteria minat siswa.
2. Prosentase penggalian informasi minat diri siswa (siswa menggali informasi minat dirinya sendiri) dengan menggunakan angket minat sebesar 62%, termasuk dalam kategori “baik”.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil observasi dari observer terhadap minat bimbingan TIK menunjukkan minat siswa dalam bimbingan TIK masih “kurang”, walaupun guru telah melakukan aktifitas bimbingan TIK yang mendukung kearah minat siswa. Namun demikian, hasil angket penggalian informasi minat diri siswa untuk melaksanakan bimbingan TIK menunjukkan kategori “baik”.

Perbedaan hasil tersebut menunjukan bahwa siswa merasa dirinya telah melakukan bimbingan dengan baik sedangkan berdasarkan hasil observasi dari observer menunjukan kriteria minat siswa masih kurang. Oleh karena itu harus dilakukan treatmen pada siswa bimbingan TIK agar siswa dapat meningkatkan minat dalam bimbingan TIK yang sesuai dengan standar yang ditentukan dalam pembimbingan TIK.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus I

Siklus 1 dilakukan pada hari jumat tanggal 31 Oktober 2015, dilakukan di ruang SAS SMK Negeri 4 Yogyakarta dengan detail tahap sebagai berikut :

 Tabel 1. Uraian Kegiatan Siklus 1

 Pelaksanaan siklus 1 menunjukkan bahwa minat bimbingan TIK ada peningkatan, dimana dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Hasil observasi minat siswa yang dilakukan observer dengan rata-rata prosentase minat siswa sebesar 75%. Prosentase tersebut dikategorikan “sangat baik” pada skala kriteria minat siswa
2. Prosentase penggalian informasi minat diri siswa (siswa menggali informasi minat dirinya sendiri) dengan menggunakan angket minat sebesar 78%, termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil observasi dari observer terhadap minat bimbingan TIK menunjukkan minat siswa dalam bimbingan TIK meningkat dengan kualifikasi “sangat baik” dengan prosentase penggalian informasi minat diri siswa (siswa menggali informasi minat dirinya sendiri) dengan menggunakan angket minat sebesar 78%, termasuk dalam kategori “sangat baik”

Hasil dari tindakan di siklus 1 ini, dapat dilihat adanya perubahan kenaikan yang signifikan kearah kemajuan minat bimbingan TIK. Untuk sementara dapat disimpulkan bahwa aktifitas guru dalam melaksanakan bimbingan TIK dapat meningkatkan minat bimbingan TIK yang dapat dibuktikan dengan hasil prosentase dari observasi minat siswa yang dilakukan observer dan penggalian informasi berkaitan dengan minat siswa melalui angket penilaian minat diri siswa.

Aktifitas guru yang ditingkatkan dalam tindakan kali ini melalui persiapan sebelum pelaksanaan bimbingan TIK telah mempersiapkan bahan materi yang diwujudkan dalam media pembelajaran yang berupa file presentasi, penugasan, lembar kerja siswa dan file motivasi yang mendukung kondisi siswa yang dapat membangkitkan siswa untuk bersemangat mengikuti bimbingan TIK dengan sepenuh jiwa.

Deskripsi dan Pembahasan Siklus II

Siklus II dilakukan pada hari selasa tanggal 17 November 2015, dilakukan di ruang SAS SMK Negeri 4 Yogyakarta dengan detail tahap sebagai berikut :

 Tabel 3. Uraian Kegiatan Siklus II

Pelaksanaan siklus II menunjukkan bahwa minat bimbingan TIK ada peningkatan, dimana dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Hasil observasi minat siswa yang dilakukan observer dengan rata-rata prosentase minat siswa sebesar 79%. Prosentase tersebut dikategorikan “sangat baik” pada skala kriteria minat siswa
2. Prosentase penggalian informasi minat diri siswa (siswa menggali informasi minat dirinya sendiri) dengan menggunakan angket minat sebesar 81%, termasuk dalam kategori “sangat baik”.

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil observasi dari observer terhadap minat bimbingan TIK di siklus II ini dengan progress makin meningkat  dari n siklus 1 dengan kualifikasi “sangat baik”. Prosentase penggalian informasi minat diri siswa (siswa menggali informasi minat dirinya sendiri) dengan menggunakan angket minat yang juga meningkat dari siklus 1 dengan prosentase sebesar 79%, termasuk dalam kategori “sangat baik”

Hasil dari tindakan di siklus II dapat dilihat adanya perubahan kenaikan yang signifikan kearah kemajuan minat bimbingan TIK. Aktifitas guru dalam melaksanakan bimbingan TIK dapat meningkatkan minat bimbingan TIK yang dapat dibuktikan dengan hasil prosentase dari observasi minat siswa yang dilakukan observer dan penggalian informasi berkaitan dengan minat siswa melalui angket penilaian minat diri siswa.

Siklus II ini sudah dapat dinyatakan sebagai siklus akhir, dengan mengambil point penting yaitu bahwa minat siswa hasil observasi dari observer sama meningkatnya dengan minat siswa hasil penggalian diri siswa melalui angket minat dalam melakukan bimbingan TIK dengan kategori sangat baik.

Hasil penelitian tindakan kelas ini, dari mulai observasi sebelum penelitian, siklus I sampai dengan siklus II ditemukan adanya peningkatan minat belajar bimbingan TIK, dimana dapat dilihat dari analisis peningkatan hasil tindakan sebagai berikut :

          Tabel 4. Hasil Pengamatan Tindakan

Gambar 1. Grafik kemajuan Hasil Tindakan Terhadap Minat Siswa

Grafik kemajuan hasil tindakan terhadap minat siswa tersebut sangat jelas menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari observasi sebelum penelitian, siklus 1 dan siklus II, baik dilihat dari observasi minat siswa  maupun dari angket minat siswa.  Pada grafik diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa minat siswa hasil observasi dari observer sama meningkatnya dengan minat siswa hasil penggalian diri siswa melalui angket minat dalam melakukan bimbingan TIK dengan kategori sangat baik.

PENUTUP

Simpulan

Hasil analisis dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini, dapat diketahui bahwa :

1. Guru telah menggunakan media pembelajaran edmodo dengan baik dan benar dalam pembelajaran sehingga tujuan bimbingan TIK tercapai dan minat bimbingan TIK siswa meningkat.
2. Pengetahuan guru mengenai strategi flipped classroom yang diimplementasikan tersebut dan didukung dengan kemampuan menggunakan media pembelajaran edmodo dapat meningkatkan minat bimbingan TIK siswa. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyiapkan bimbingan TIK dengan strategi flipped classroom dengan menggunakan media pembelajaran edmodo adalah :
   1. Kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai strategi flipped classroom dan media pembelajaran edmodo secara jelas
   2. Kita harus mengeksplorasi pokok bahasan yang akan dibahas / dipelajari
   3. Kita harus dapat membuat bentuk bahan materi yang sesuai dengan kebutuhan pokok bahasan, kondisi siswa, kondisi tempat bimbingan TIK dan media pembelajaran edmodo
   4. Meperluas studi pustaka tentang strategi flipped classroom dan media pembelajaran edmodo
   5. Merencanakan skenario pembimbingan TIK dengan strategi classroom dan media pembelajaran edmodo
   6. Melaksanakan pembimbingan TIK sesuai dengan skenario yang telah dirancang
   7. Minat bimbingan TIK pada siswa X Usaha Perjalanan Wisata 2 SMK Negeri 4 Yogyakarta dapat ditingkatkan dengan menggunakan strategi flipped classroom didukung media pembelajaran edmodo. Hal ini ditunjukkan dengan hasil observasi minat siswa dari kegiatan observasi sebelum penelitian yang menunjukkan 49%, berada pada rentang nilai 25% - 49,99% termasuk pada kategori “kurang” kemudian pada siklus I meningkat menjadi 75% pada rentang nilai 75% - 100% termasuk pada kategori “sangat baik”. Siklus II lebih meningkat lagi yaitu 79% pada rentang nilai 75% - 100% termasuk pada kategori “sangat baik”. Peningkatan minat siswa tersebut diperkuat dengan penggalian informasi dari apa yang dirasakan siswa sendiri mengenai minat yang dirasakannya dengan menggunakan angket minat dengan hasil prosentase yang semakin meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil angket minat siswa dari kegiatan observasi sebelum penelitian yang menunjukkan  62%, berada pada rentang nilai 50% - 74,99% termasuk pada kategori “baik” kemudian pada siklus I meningkat menjadi 78% pada rentang nilai 75% - 100% termasuk pada kategori “sangat baik”. Siklus II lebih meningkat lagi yaitu 81% pada rentang nilai 75% - 100% termasuk pada kategori “sangat baik”.

Saran

1. Guru secara umum dan guru TIK pada khususnya diharapkan dapat memperkaya wawasan mengenai strategi dan media pembelajaran sebagai salah satu unsur yang sangat penting untuk agar siswa dapat mengikuti pembelajaran maupun bimbingan TIK dengan sungguh-sungguh
2. Guru diharapkan dapat membuat bentuk-bentuk materi yang sesuai dengan tuntutan keadaan siswa, pokok bahasan, strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan
3. Guru diharapkan merencanakan skenario pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran dan media pembelajaran agar hasil pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
4. Kegiatan penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan
5. Kegiatan penelitian tindakan kelas ini, baik dilakukan untuk seluruh kelas dan seluruh mata pelajaran maupun bimbingan sehingga akan dapat dengan cepat menemukan solusi dari masalah kelas apabila ada kekurangan yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.  Jakarta : Kencana, Prenada Media Group.

Fitriyana Ulfamath, N. (2014). Nur Fitriyana Ulfa (A410100074), https://nurfitriyanaulfamath.wordpress.com/2014/01/05/strategi-flipped-classroom/. (Diakses 01 Oktober 2014).

Yenni M.D., S.E, MBA., Ph.D, Adelia, S.Kom dan Eldi Z. (2014).  Penerapan Konsep Flipped Classroom untuk Mata Kuliah Statistika dan Probabilitas di Program Studi Sistem Informasi.

Depdikbud (2002). Kamus Besar Bahasa Indinesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Slameto (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Dalyono (2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Soedarsono (1988). Beberapa Prinsip dalam Penelitian. Yogyakarta : Bimbingan Penelitian Karya Ilmiah FIP IKIP.

Ali Imran (1996), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Nana, Syaodih Sukmadinata (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sugiyono (2008),  Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfa beta.

Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arikunto Suharsimi., Suhardjono, dan Supardi (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: 

\s